Sabtu, 23 Februari 2013 | 23:03 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com--Setelah
sukses menyelenggarakan roadshow film omnibus RECTOVERSO di beberapa
kota di Indonesia, kali ini KEANA Production & Communication
bekerjasama dengan Bentara Budaya Bali menggelar diskusi film bertajuk
Alih Kreasi Rectoverso pada Sabtu (23/2) pukul 13.00 wita di Jl. Prof.
IB Mantra No 88 A Ketewel, Gianyar.
Diskusi film kali ini
menghadirkan Marcella Zalianty, Happy Salma, dan Rachel Maryam serta
tim produksi Film Rectoverso sebagai pembicara. Rectoverso merupakan
karya audio-visual yang diangkat dari lima cerita pendek karya Dee
(Dewi Lestari) antara lain Malaikat Juga Tahu (Marcella Zalianty),
Firasat (Rachel Maryam), Cicak di Dinding (Cathy Sharon), Hanya Isyarat
(Happy Salma), dan Curhat Buat Sahabat (Olga Lidya).
Selain
memperbincangkan perihal upaya alih kreasi dari cerita pendek menjadi
film omnibus, akan diputar pula behind the scene Film Omnibus
Rectoverso yang menggambarkan proses kreatif para sutradara saat
bekerja di balik layar.
“Tantangan terberat pada pembuatan film
omnibus ini ada pada proses editing untuk menjadikannya sebagai satu
kesatuan film. Memang ada lima cerita, tetapi benang merahnya adalah
cinta yang universal, cinta yang tak terucap,” ungkap Marcella Zalianty.
Sementara
itu, lagu-lagu karya Dee juga dibuat ulang dan soundtrack film ini
diisi oleh penyanyi-penyanyi kenamaan, seperti Glenn Fredly (Malaikat
Juga Tahu), Dira Sugandi (Cicak Di Dinding), Drew (Hanya Isyarat), Acha
Septriasa & Tohpati (Curhat Buat Sahabat), dan Raisa (Firasat).
“Diskusi
film ini, selain memberikan kesempatan bertemu langsung dengan
sutradara-sutradara dan tim kreatif Film Rectoverso, merupakan sebuah
upaya dialog kepada publik agar dapat mengetahui dan mengapreasiasi
produksi kreatif sebuah film,” ujar Juwitta K. Lasut, penata acara di
Bentara Budaya Bali.
TENTANG SUTRADARA
Marcella
Zalianty (produser dan sutradara Rectoverso) membintangi film
pertamanya, Bintang Jatuh (2000), disutradarai oleh Rudi Soedjarwo. Ia
menerima penghargaan sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik di ajang
Festival Film Indonesia 2005 untuk film Brownies (2005). Marcella pun
mencoba memproduksi fimnya sendiri bertajuk Batas (2011).
Happy
Salma, Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Indonesian Movie Awards 2011
untuk perannya dalam film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita (2010). Terjun ke
dunia sastra, melahirkan kumpulan buku puisi dan cerita pendek. Setelah
dikenal sebagai aktris, model, dan penulis, Happy Salma kali ini
mencoba kepiawaiannya sebagai sutradara.
Rachel Maryam mengawali
karirnya melalui sinetron Lupus Milenia dan Strawberry. Film layar
lebar pertamanya adalah Eliana, Eliana (2001), sebagai pemeran utama.
Rachel terlibat dalam banyak film layar lebar seperti Arisan (2003),
Janji Joni (2005), dan Vina Bilang Cinta (2005). Melalui film Arisan
(2003), berhasil menerima Piala Citra untuk kategori Aktris Pendukung
Terbaik.
Olga Lidya dikenal sebagai presenter, model, dan
sekaligus penggiat masalah sosial. Olga melihat film sebagai sebuah
ruang komunikasi yang mampu menyatukan antara dunia gagasan dan ruang
realitas. Namanya mulai dikenal di dunia peran melalui sinetron Lo Fen
Koei dan sebuah film horror 12 AM.
TIM PRODUKSI
Eksekutif Produser : Marcella Zalianty
Produser : Eko Kristianto
Co-Produser : Pricillia Tanamal
Associate Produser : Krishto Damar Alam
Line Produser : Syaiful Wathan
Tata Sinematografi : Yadi Sugandi
Tata Kostum : Amanda & Janna Soekasah
Tata Artistik : Ananta Harshawardhana
Desain Produksi : Arif Hidayat
Editor : Cesa David Lukmansyah & Ryan Purwoko
Tata Suara : Satrio Budiono
Tata Musik : Ricky Lionardi
Screenplay : Yosof Munthaha
Penulis Skenario :
Ve Handojo, Indra Herlambang, Key Mangunsong, Ilya Sigma, Priesnanda Dwi Satria
Editor :
Jodhi Yudono