Jumat, 21 Februari 2014

Mahfud MD Sebut 3 Gerakan Ideologis Pengancam NKRI

Mahfud MD
REPUBLIKA.CO.ID, RIAU - Jumat, 21 Februari 2014, 16:17 WIB - Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menilai, tujuan bernegara Nahdlatul Ulama (NU) adalah mensejahterakan rakyat dalam bingkai NKRI. Yaitu agar sesuai hasil Muktamar NU 1984 di Situbondo.

Menurutnya, perjuangan dengan cara NU dianggap ampuh menghalau tiga gerakan berbahaya yang sedang beroperasi di Indonesia.

Pertama, sebutnya, ada gerakan ideologis yang sangat aktif yang menginginkan Indonesia menjadi negara seperti di zaman ke-khalifahan Turki Usmani.

Kedua, ada gerakan yang menginginkan agar negeri ini seperti negara mullah di Iran.
Yang ketiga, adalah gerakan Wahabi yang ingin menggusur paham Islam ahlussunnah wal jamaah yang selama ini telah berkembang

"Ketiga gerakan ini sangat berbahaya karena jelas-jelas merongrong eksistensi NKRI," ungkap bakal capres PKB tersebut di Riau, Jumat (21/2).
Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Indah Wulandari

Jumat, 14 Februari 2014

Militan Islam Hancurkan Pintu Mesjid Sidi Yahya di Timbuktu


Kelompok militan Islamis menghancurkan pintu masuk Mesjid Sidi Yahya di Timbuktu yang termasuk salah satu situs warisan budaya dunia UNESCO. Sebelumnya mereka juga sudah menghancurkan tujuh situs serupa di Mali.


Sekelompok saksi mata melaporkan kelompok militan Islamis menghancurkan pintu masuk Mesjid Sidi-Yahya di Timbuktu, di utara Mali. Mereka meledakkan "pintu suci" yang biasanya tidak pernah dibuka, kata seorang penduduk kota. Sebelumnya kelompok tersebut juga sudah menghancurkan tujuh makam yang juga termasuk warisan budaya dunia.
 
Mesjid Sidi Yahya adalah mesjid terbesar ketiga di Timbuktu dan termasuk salah satu dari 16 situs umat muslim yang dicatat sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Hari Kamis lalu organisasi ini mencatat ke-tujuh makam dalam daftar situs budaya yang terancam. Sejak Sabtu kelompok pemberontak mulai menghancurkan makam-makan tersebut.
 
Menurut mereka penghormatan terhadap manusia suci dan makamnya melanggar hukum Islam. Di Timbuktu praktik tersebut tersebar luas. Pintu masuk yang dihancurkan oleh kelompok Islamis, menurut para saksi mata, mengarah ke makam suci.

Menurut kepercayaan setempat, membuka pintu tersebut dapat mengundang sial. Saksi mata yang lain mengatakan, kelompok tersebut ingin menentang kepercayaan penduduk dengan menghancurkan pintu suci di Mesjid Sidi Yahya.

rzn//afp/rtr

Selasa, 11 Februari 2014

Rieke Minta Presiden SBY Usut TKI Asal Sumut yang Jenazahnya Dibuang ke Laut


Rieke PDIP

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka meminta kepada Presiden SBY untuk melakukan penyelidikan terkait tewasnya tenaga kerja Indonesia (TKI), Anita Purnama Boru Huahuruk (35 tahun) yang bekerja di Malaysia, asal Medan Sumatera Utara. Rieke menegaskan, peti jenazah almarhum dari informasi yang ia himpun,  dibuang kelaut. Anita Purnama Boru Huahuruk (35 tahun) adalah warga Kelurahan Satria, Kota Binjai, Sumatera Utara yang bekerja di Malaysia sejak bulan Agustus 2013. Almarhum sempat  bekerja di sebuah restoran selama dua bulan,kemudian pindah kerja lagi lantaran tidak tahan dengan majikannya

"Almarhum terakhir berkomunikasi dengan keluarga tanggal 30 Januari 2014. Dalam isi SMS nyadisebutkan bahwa almarhum sudah capai bekerja dan ingin kembali ke kampung halamannya. 2. TKI juga sempat mengirimkan dua kali gajinya sebanyak Rp 5juta kepada pihak keluarga dan berangkat ke Malaysia sendiri melalui jasa Ibu Umi," papar Rieke dalam pernyataannya kepada Tribunnews.com, Selasa (11/2/2014). 

"Peti Jenazah diketemukan oleh nelayan dan keluarga dihubungi oleh Kepolisian daerah Binjai mengenai adanya jenazah almarhum. Disebutkan bahwa oleh pihak polisi, jenazah diperkirakan sudah empat hari dilaut," tambahnya.

Dijelaskan kembali, sebelum dikuburkan pada Sabtu, 08 Januari 2014, pihak keluarga sempat membuka isi peti jenazah. Menurut ibu Anna, lanjut Rieke, salah satu saudara almarhum, salah satu mata almarhum sudah tidak ada, di bagian leher ada bekas hitam seperti dicekik. Almarhum juga tidak mengenakan pakaian lengkap dan sebagian besar badan almarhum sudah rusak dan membusuk. Didalam peti juga diketemukan paspor, uang sebesar 1 ringgit, cincin dan kalung emas milik almarhum.
 
"Saya berharap kepada bapak Presiden SBY untuk segera melakukan penyelidikan atas penyebab kematian Almarhum. Jika memang almarhum terbukti meninggal karena dianiyaya, maka pemerintah SBY harus meminta keterangan dan meminta pemerintah Malaysia untuk memproses siapapun yang telah melakukan kekejaman terhadap almarhum sehingga meninggal," Rieke menegaskan.
 
Hingga saat ini, cerita Rieke, menurut keluarga, pemerintah belum ada yang menghubungi pihak keluarga mengenai peristiwa ini. Ditegaskan, jangan sampai ada diskriminasi perlindungan dari pemerintah terhadap para TKI apapun status kerjanya. 

"Dan memastikan hak-hak ketenagakerjaan almarhum diberikan oleh sang majikan. Hak ketenagakerjaan yang diberikan tidak boleh sebagai alasan untuk tidak diusutnya kasus ini secara pidana," pungkas Rieke Diah Pitaloka.