Minggu, 22
Desember 2013 | 04:06 wib
Puluhan
warga Desa Sidobunder yang terdiri atas perempuan, lansia dan anak-anak
mengungsi di Kantor Kecamatan Puring, Kebumen, Minggu (22/12) dini hari.
(suaramerdeka.com/Supriyanto)
|
Kebumen, suaramerdeka.com - Ratusan warga di Kecamatan
Puring, Kebumen terpaksa mengungsi setelah rumah mereka terendam banjir, Minggu
(22/12) dini hari. Desa yang cukup parah dilanda banjir ialah Desa
Sidobunder, Desa Madurejo Kecamatan Puring, dan Desa Sugihwaras Kecamatan
Adimulyo.
Dari
pantauan Suara Merdeka sekitar 42 warga Desa Sidobunder yang berasal dari 19
keluarga dievakuasi karena ketinggian air terus bertambah. Sekretaris
Daerah (Sekda) Kebumen H Adi Pandoyo SH MSi terlihat terjun langsung ikut
mengevakuasi warga dengan mobil dinasnya. Perempuan, lansia dan anak-anak
dievakuasi di Kantor Kecamatan Puring.
"Untuk
sementara kami memilih mengungsi, karena air semakin meninggi. Kami trauma
dengan kejadian banjir tahun 2001 yang ketinggian air mencapai 2,5 meter.
Apalagi ada isu melalui SMS Waduk Wadaslintang jebol," ujar Kepala Dusun
Banasari Ruswadi (32) saat ditemui di Kantor Kecamatan Puring.
Sementara
itu, 135 warga Dusun Seroja, Desa Madurejo mengungsi dari rumah mereka lantaran
air sudah memasuki rumah mereka setinggi lutut orang dewasa. Lokasi mereka
tersebar di sejumlah tempat seperti mushola dan rumah warga lain yang lebih
aman.
"Masih
banyak lagi warga dusun lain yang mengungsi, namun masih belum terdata,"
ujar Anggota BPD Madurejo Dulkaidah.
Camat Puring
Suyitno SSos menjelaskan, banjir di tiga desa itu disebabkan karena limpasan
air sungai. Lokasi ketiga desa itu merupakan daerah rendah yang menjadi buangan
air. Selain melanda pemukiman banjir juga menenggelamkan 1.625 hektare tanaman
padi di Kecamatan Puring.
"Kami
berharap air segera surut agar warga bisa beraktifitas kembali," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar