MERDEKA.COM. Setelah lengser sebagai presiden tahun 1998, masih banyak banyak tamu yang mengunjungi Soeharto. Sebagian besar datang untuk memberikan simpati. Tapi ada juga yang mencoba menarik keuntungan dari mantan orang terkuat itu.
Tak tanggung-tanggung, seorang kiai terkenal malah mencoba memeras Soeharto. Hal itu dituturkan mantan ajudan Soeharto Brigjen Pol Anton Tabah dalam buku 'Pak Harto The Untold Stories' terbitan Gramedia Pustaka Utama.
Peristiwanya terjadi tahun 2000, kiai terkenal itu datang mau menanam tanah di sudut-sudut rumah Soeharto di Jl Cendana. Kiai itu mengatakan tanah itu berasal dari makam Wali Songo. Tak cuma itu, ada juga kertas yang berbunyi "Wahai Pangeran Diponegoro, kami mohon perlindunganmu..."
Brigjen Anton Tabah merasa tindakan kiai itu sudah musyrik. Anton pun mendekati Soeharto. Sambil memijit kaki Soeharto, Anton menceritakan kisah Nabi Yunus yang ditelan ikan. Dalam perut ikan, Nabi Yunus terus mengucap doa tiada Tuhan selain Allah.
"Meminta pertolongan kepada selain Allah itu kan musyrik ya, Pak? Bapak sudah teraniaya, mohon jangan sampai terjebak musyrik. Seandainya kita boleh minta tolong kepada yang telah mati, maka lebih tepat kita minta tolong kepada Nabi Muhammad SAW. Tetapi itu pun kan tidak juga tidak boleh Pak," katanya.
Soeharto mengangguk-angguk mendengar cerita Anton. Beberapa hari kemudian, Soeharto kembali memanggil Anton.
"Kamu benar, Ton. Kiai itu tidak benar, dia meminta uang yang sangat banyak pada saya. Jika kiai itu datang lagi, supaya disuruh pulang saja," kata Soeharto.
Anton mengaku disalami seluruh staf di kediaman Pak Harto karena peristiwa itu. Mengenai mistik dan kepercayaan, Soeharto mengaku memang sudah dekat dengan ilmu kebatinan sejak kecil. Tapi menurutnya ilmu kebatinan berbeda dengan klenik. Ilmu kebatinan adalah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
"Sesuai dengan peninggalan nenek moyang kita. Ilmu kebatinan itu adalah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Mendekatkan batin kita kepada-Nya. Orang kadang-kadang salah kaprah, mengira ilmu kebatinan itu ilmu klenik," kata Soeharto dalam biografi 'Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya' yang ditulis G Dwipayana dan Ramadhan KH.
"Sesuai dengan peninggalan nenek moyang kita. Ilmu kebatinan itu adalah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Mendekatkan batin kita kepada-Nya. Orang kadang-kadang salah kaprah, mengira ilmu kebatinan itu ilmu klenik," kata Soeharto dalam biografi 'Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya' yang ditulis G Dwipayana dan Ramadhan KH.
BalasHapus