Minggu, 10 Februari 2013

Sangkan Paraning Dumadi by Slamet Priyadi



Denmas Priyadi Blog│Minggu, 10 Febuari 2013│21:40 WIB 

Denmas Priyadi
Untuk Apa, Dari Mana, Kemana Manusia Lahir dan Hidup? Untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas, tentunya setiap ajaran agama mempunyai jawabannya masing-masing sebagai mana yang terdapat di dalam kitab suci agamanya, baik Islam(Al- Qur'an), Kristen(Injil), Hindu, Budha maupun ajaran Kejawen. Bagi sebagian besar masyarakat Jawa yang masih menganut Kejawen menjawab pertanyaan "Untuk apa tujuan hidup?", "Dari mana dan hendak ke mana manusia lahir dan hidup?"(Sangkan Paraning Dumadi), jawabannya tentu akan bersifat filosofis dan sangat mendalam. Hal ini oleh karena ajaran Kejawen tidak memiliki kitab suci. Dia hanya merupakan hasil pemikiran budhi para manusia bijak yang sudah bisa mengejawantahkan sikap dan prilaku sebagaimana sifat-sifat Tuhan, welas asih, penyayang baik terhadap sesama manusia, khewan, dan alam lingkungan. Sudah mampu mengendalikan hawa nafsu duniawi, tidak tamak, serakah, sombong, dan sebagainya sehingga menjadi teladan hidup bagi sesamanya.

Berkait dengan Sangkan Paraning Dumadi Budayawan Jawa yang sekaligus juga seorang dalang wayang kulit terkenal, Ki Narto Sabdo dalam pergelaran wayang kulitnya mengungkapkan melalui tembang “Dhandanggulo” yang menggambarkan tentang pandangan orang Jawa mengenai awal dan akhir hidup manusia. Untuk apa manusia hidup, dari mana dan hendak ke mana manusia hidup dan dilahirkan. Berikut adalah tembangnya:

Kawruhono sejatining urip
Manungso urip ono ing dunyo
Porosasat mung mampir ngombe
Umpomo manuk mabur
Oncat sangking kurunganeki
Ngendi pencobenyang
Ywo kongsi kalirunanti
Umpomo wong lungo sanja
Njan sinanjan nora wurung mesthi mulih
Mulih mula-mulanya

Ketahuilah perihal hidup sejati manusia di dunia
Manusia hidup di dunia itu
semisal singgah hanya untuk minum
Bagai burung yang terbang lepas
tinggalkan sangkarnya
dimana nanti hinggap janganlah keliru,
semisal orang bertandang,
saling tengok toh akhirnya harus pulang,
pulang ke asal mula.


Jadi menurut pandangan Kejawen hidup manusia di alam dunia ini hanya sementara saja, singgah sebentar  hanya untuk makan dan minum. Oleh karena itu hidup di dunia yang fana ini disebut "Alam Madya" yaitu alam tengah yang terletak antara "Alam Purwa" dan "Alam Wasana". Dan hidup ini berasal dari “Alam Mulanira” yang akan kembali ke “Alam Wasana”. Jelasnya, Tembang Dhandanggulo menggambarkan atau menceritakan dari mana asal manusia dan segala makhluk di dunia. Dan  segala yang ada di alam ini sesungguhnya semuanya itu ada yang mengadakan, dan menciptakan yaitu Sang Maha Pencipta Alam Semesta, Tuhan Yang Maha Agung. Itulah “Asalmula”, dan itu pula tujuan akhir dari semua yan ada, kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Penulis
Slamet Priyadi di Pangarakan - Bogor

1 komentar:

  1. Tembang "Dhandanggulo" menggambarkan atau menceritakan dari mana asal manusia dan segala makhluk di dunia. Dan segala yang ada di alam ini sesungguhnya semuanya itu ada yang mengadakan, dan menciptakan yaitu Sang Maha Pencipta Alam Semesta, Tuhan Yang Maha Agung. Itulah “Asalmula”, dan itu pula tujuan akhir dari semua yan ada, kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa.

    BalasHapus