Senin, 11 Februari 2013

Indonesia-Jerman Targetkan Peningkatan Volume Perdagangan


Hubungan Dagang Jerman-Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Jerman sedang membahas dan menyepakati upaya-upaya intensif untuk meningkatkan hubungan perdagangan dengan menargetkan peningkatan volume perdagangannya menjadi 12 miliar dolar AS pada tahun 2015. 

"Target tersebut bisa dicapai mengingat masih banyaknya peluang yang belum dimanfaatkan atau dioptimalkan oleh kedua negara," kata Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa saat menerima kunjungan Menlu Jerman Guido Westerwelle di Gedung Pancasila, Kantor Kemenlu RI, Jakarta Pusat, Senin. 
 
Peluang tersebut di antaranya adalah ekspor hasil alam Indonesia seperti kelapa sawit, karet alam dan tembaga. Sedangkan komoditi impor terdiri dari mesin serta peralatan elektronik, suku cadang dan aksesoris kendaraan bermotor. 

Volume perdagangan kedua negara saat ini tercatat mencapai 5,92 miliar dolar AS pada Januari-Oktober 2012 atau meningkat dibanding periode yang sama tahun 2011 dengan angka 5,62 miliar dolar AS. 

Target sebesar 12 miliar memang jauh dari volume perdagangan terkini tapi kedua negara optimistis mampu mencapai target setelah Indonesia dan Jerman kerap mengintensifkan berbagai pertemuan dan kesepakatan bilateral berikut dengan investornya. 

Di satu sisi Indonesia menginginkan pemasukan dari ekspor dan penanaman modal sedangkan Jerman melakukan diversifikasi dan ekspansi perdagangan serta investasi di negara-negara yang relatif terbebas dari krisis seperti Indonesia. 

Jerman menganggap Indonesia sebagai mitra bisnis yang strategis mengingat saat krisis Eropa melanda baru-baru ini, Indonesia tidak terpengaruh secara signifikan. 

"Memang langkah kerja sama dengan berbagai negara seperti Indonesia tidak lantas membuat kami keluar atau aman dari krisis tapi kami yakin sedang dalam proses dan jalur yang tepat," kata Menlu Jerman Guido Westerwelle saat menjawab pertanyaan salah satu pewarta dalam jumpa pers. 

Beberapa perusahaan asal Jerman juga sempat terlibat dalam berbagai pembicaraan kedua negara seperti Daimler AG, ProCone GmbH, E. ON Carbon Sourcing GmbH dan Bombardier Transportation. 

Dalam sejumlah pertemuan kedua negara kerap membawa isu-isu ekonomi yang diikuti oleh perusahaan konsultan, industri teknologi, industri medis, industri listrik, kimia dan furnitur. (ar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar