New York (ANTARA News) - Jumat, 6 Desember 2013 16:59 WIB - Terapi berbicara dalam kelompok dapat menolong orang yang mengalami gangguan kecemasan sosial atau social anxiety disorder.
Menurut studi, terapi yang dinamai terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy (CBT) ini menolong orang mengubah pemikiran dan persepsi mereka yang berhubungan dengan situasi saat itu.
Terapi ini baru saja digunakan untuk mengatasi gangguan panik, gangguan kecemasan sosial dan depresi, serta kondisi lainnya.
Laporan terbaru yang dipublikasikan PLOS One, menunjukkan CBT dalam kelompok efektif pada orang yang mengalami gangguan kecemasan sosial, atau orang yang merasa takut berhadapan dengan situasi sosial.
Terapi kelompok ini efektif bagi mereka yang mengalami gangguan kecemasan sosial karena dapat membantu mereka berlatih berinteraksi dengan yang lainnya, kata Kepala departemen psikologi klinis dari VU University Amsterdam, Pim Cuijpers seperti dilansir Reuters.
Hasil analisa "mengonfirmasi apa yang kita harapkan dan apa yang kita dengar dari ahli klinis dalam praktik: terapi kelompok bekerja untuk banyak pasien dengan gangguan kecemasan sosial," kata Cuijpers Ia menganjurkan terapi Ini pilihan pertama.
Obat-obatan seperti antidepresan mungkin menjadi pilihan bagi penderita gangguan kecemasan sosial. Tetapi tentu ada efek lainnya dan tak selalu bekerja (efektif).
CBT yang dilakukan secara individual tidak dapat menjadi pelepas untuk interaksi sosial dan kurang efisien dibanding terapi kelompok.
Untuk ulasan mereka, Cuijpers dan rekannya mengumpulkan 11 studi yang secara acak membagi orang yang menderita gangguan kecemasan sosial ke dalam kelompok pengobatan ganda. Beberapa pasien menjalani terapi kelompok perilaku kognitif. Sementara yang lain tidak tetapi diberikan obat-obatan atau melanjutkan pengobatan mereka.
Pada akhirnya, para peneliti menemukan terapi kelompok berefek "
"baik" pada simptom partisipan. Peneliti mengkalkulasikan satu dari tiga pasien harus mengkuti terapi untuk melihat manfaat.
Menurut peneliti, terapi kelompok cukup menjanjikan pada era dimana perawatan kesehatan efektif menjadi standar utama.
"Pengobatan kelompok untuk gangguan psikiatri adalah luar biasa," kata Kepala Psikiatri dari Yale University School of Medicine di New Haven, Connecticut, Dr. John Krystal.
"Mereka (penderita) mengurangi biaya pengobatan dan dapat meningkatkan akses untuk melakukan terapi secara efektif dalam sumber daya yang terbatas untuk pengobatan kesehatan mental," kata Krystal.
Ketakutan ekstrim untuk berinteraksi dengan orang lain dapat membuat penderita gangguan kecemasan sosial menghindari situasi kebersamaan, sekalipun berarti dapat beresiko kehilangan pekerjaan atau jauh dari keluarga dan teman-teman.
"Gangguan kecemasan sosial adalah satu dari gangguan kecemasan yang paling umum dengan dampak yang luas bagi kehidupan seorang pasien... ," kata Cuijpers.
Banyak gangguan metal termasuk gangguan kecemasan sosial sulit diobati. Jadi, melihat efek dari terapi kelompok perilaku kognitif "cukup" keliru, kata Krystal.
"Efek pengobatan ini agak besar menurut standar kebanyakan perawatan obat untuk gangguan kecemasan sosial," katanya.
Krystal mengatakan ulasan menyediakan bukti kuat bahwa terapi kelompok menawarkan manfaat untuk gangguan kecemasan sosial yang sebelumnya hanya terlihat dengan terapi individual.
"Ini berita yang sangat baik, karena dapat membantu penyebaran sumber daya pengobatan kesehatan mental," tambahnya.
Menurut studi, terapi yang dinamai terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy (CBT) ini menolong orang mengubah pemikiran dan persepsi mereka yang berhubungan dengan situasi saat itu.
Terapi ini baru saja digunakan untuk mengatasi gangguan panik, gangguan kecemasan sosial dan depresi, serta kondisi lainnya.
Laporan terbaru yang dipublikasikan PLOS One, menunjukkan CBT dalam kelompok efektif pada orang yang mengalami gangguan kecemasan sosial, atau orang yang merasa takut berhadapan dengan situasi sosial.
Terapi kelompok ini efektif bagi mereka yang mengalami gangguan kecemasan sosial karena dapat membantu mereka berlatih berinteraksi dengan yang lainnya, kata Kepala departemen psikologi klinis dari VU University Amsterdam, Pim Cuijpers seperti dilansir Reuters.
Hasil analisa "mengonfirmasi apa yang kita harapkan dan apa yang kita dengar dari ahli klinis dalam praktik: terapi kelompok bekerja untuk banyak pasien dengan gangguan kecemasan sosial," kata Cuijpers Ia menganjurkan terapi Ini pilihan pertama.
Obat-obatan seperti antidepresan mungkin menjadi pilihan bagi penderita gangguan kecemasan sosial. Tetapi tentu ada efek lainnya dan tak selalu bekerja (efektif).
CBT yang dilakukan secara individual tidak dapat menjadi pelepas untuk interaksi sosial dan kurang efisien dibanding terapi kelompok.
Untuk ulasan mereka, Cuijpers dan rekannya mengumpulkan 11 studi yang secara acak membagi orang yang menderita gangguan kecemasan sosial ke dalam kelompok pengobatan ganda. Beberapa pasien menjalani terapi kelompok perilaku kognitif. Sementara yang lain tidak tetapi diberikan obat-obatan atau melanjutkan pengobatan mereka.
Pada akhirnya, para peneliti menemukan terapi kelompok berefek "
"baik" pada simptom partisipan. Peneliti mengkalkulasikan satu dari tiga pasien harus mengkuti terapi untuk melihat manfaat.
Menurut peneliti, terapi kelompok cukup menjanjikan pada era dimana perawatan kesehatan efektif menjadi standar utama.
"Pengobatan kelompok untuk gangguan psikiatri adalah luar biasa," kata Kepala Psikiatri dari Yale University School of Medicine di New Haven, Connecticut, Dr. John Krystal.
"Mereka (penderita) mengurangi biaya pengobatan dan dapat meningkatkan akses untuk melakukan terapi secara efektif dalam sumber daya yang terbatas untuk pengobatan kesehatan mental," kata Krystal.
Ketakutan ekstrim untuk berinteraksi dengan orang lain dapat membuat penderita gangguan kecemasan sosial menghindari situasi kebersamaan, sekalipun berarti dapat beresiko kehilangan pekerjaan atau jauh dari keluarga dan teman-teman.
"Gangguan kecemasan sosial adalah satu dari gangguan kecemasan yang paling umum dengan dampak yang luas bagi kehidupan seorang pasien... ," kata Cuijpers.
Banyak gangguan metal termasuk gangguan kecemasan sosial sulit diobati. Jadi, melihat efek dari terapi kelompok perilaku kognitif "cukup" keliru, kata Krystal.
"Efek pengobatan ini agak besar menurut standar kebanyakan perawatan obat untuk gangguan kecemasan sosial," katanya.
Krystal mengatakan ulasan menyediakan bukti kuat bahwa terapi kelompok menawarkan manfaat untuk gangguan kecemasan sosial yang sebelumnya hanya terlihat dengan terapi individual.
"Ini berita yang sangat baik, karena dapat membantu penyebaran sumber daya pengobatan kesehatan mental," tambahnya.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar